Mengenal Sistem Quasi Complementary Amplifier
Alhamdulilah. Pada kesempatan kali ini masih diberikan waktu, kesehatan dan kekuatan untuk membuat artikel kembali yang bermanfaat untuk rekan sehoby semuanya. Posting kali ini mari kita mengenal jenis power amplifier dengan sistem quasi complementary amplifier. Apa itu sistem quasi complementary amplifier? Yaitu sebuah rangkaian amplifier yang menggunakan satu jenis transistor final saja. Bisa menggunakan transistor NPN saja atau transistor PNP saja. Posting ini juga sebagai janji saya kepada rekan-rekan yang dulu pernah bertanya mengenai power amplifier sistem quasi complementary atau power amplifier dengan tr final satu jenis. Sebelum membahas lebih jauh kesana, mari kita berkenalan dulu sama si quasi ini he..he.. Simak lebih lanjut.
Pada awal ditemukan transistor dulu, masih hanya ada satu jenis transistor yaitu jenis NPN saja. Karena transistor jenis PNP belum ditemukan kala itu. Transistor pertama kali ditemukan tahun 1947 oleh Jhon Bardeen, Walter Brattain dan William Shockle. Mereka waktu itu baru menciptakan transistor berjenis NPN. Belum ada transistor jenis PNP. Akibatnya jikalau pun ada transistor jenis PNP, maka harganya akan sangat mahal. Sehingga pada waktu itu kebanyakan power amplifier menggunakan transistor final berjenis NPN saja atau yang disebut sebagai Quasi Complementary amplifier. Mereka waktu itu masih kesulitan untuk menciptakan transistor berjenis PNP. Sehingga transistor jenis PNP harganya menjadi sangat mahal.
Agar harga amplifier menjadi terjangkau, maka dibuatlah amplifier dengan menggunakan transistor NPN semua. Output amplifier yang transistor finalnya menggunakan satu jenis transistor dinamakan Quasi Complementary. Pada jaman sekarang sudah sangat mudah untuk membuat transistor daya besar, baik jenis NPN maupun PNP. Harga transistor final yang berpasangan atau complementary juga sudah sangat murah. Maka jenis power amplifier dengan sistem quasi complementary juga semakin ditinggalkan dan dilupakan.
Namun ada kalanya kita mempunyai transistor daya bekas yang pasangannya sudah mati. Sehingga menyisakan hanya satu jenis saja transistor, baik NPN saja atau PNP saja. Daripada tidak ada gunanya, lebih baik dibuat sebuah amplifier dengan sistem quasi complementary ini. Sehingga transistor final yang pasangannya mati dan tinggal hanya satu jenis saja, masih bisa dimanfaatkan sebagai tr final power amplifier. Dan hasilnya pun tidak kalah dengan power amplifier dengan tr final pasangan atau complementary. Kita akan berkenalan dasarnya dulu, sebelum ke prakteknya. Berikut adalah gambar sistem dasar quasi complementary amplifier. Menggunakan satu jenis transistor final NPN saja.
Pada awal ditemukan transistor dulu, masih hanya ada satu jenis transistor yaitu jenis NPN saja. Karena transistor jenis PNP belum ditemukan kala itu. Transistor pertama kali ditemukan tahun 1947 oleh Jhon Bardeen, Walter Brattain dan William Shockle. Mereka waktu itu baru menciptakan transistor berjenis NPN. Belum ada transistor jenis PNP. Akibatnya jikalau pun ada transistor jenis PNP, maka harganya akan sangat mahal. Sehingga pada waktu itu kebanyakan power amplifier menggunakan transistor final berjenis NPN saja atau yang disebut sebagai Quasi Complementary amplifier. Mereka waktu itu masih kesulitan untuk menciptakan transistor berjenis PNP. Sehingga transistor jenis PNP harganya menjadi sangat mahal.
Agar harga amplifier menjadi terjangkau, maka dibuatlah amplifier dengan menggunakan transistor NPN semua. Output amplifier yang transistor finalnya menggunakan satu jenis transistor dinamakan Quasi Complementary. Pada jaman sekarang sudah sangat mudah untuk membuat transistor daya besar, baik jenis NPN maupun PNP. Harga transistor final yang berpasangan atau complementary juga sudah sangat murah. Maka jenis power amplifier dengan sistem quasi complementary juga semakin ditinggalkan dan dilupakan.
Namun ada kalanya kita mempunyai transistor daya bekas yang pasangannya sudah mati. Sehingga menyisakan hanya satu jenis saja transistor, baik NPN saja atau PNP saja. Daripada tidak ada gunanya, lebih baik dibuat sebuah amplifier dengan sistem quasi complementary ini. Sehingga transistor final yang pasangannya mati dan tinggal hanya satu jenis saja, masih bisa dimanfaatkan sebagai tr final power amplifier. Dan hasilnya pun tidak kalah dengan power amplifier dengan tr final pasangan atau complementary. Kita akan berkenalan dasarnya dulu, sebelum ke prakteknya. Berikut adalah gambar sistem dasar quasi complementary amplifier. Menggunakan satu jenis transistor final NPN saja.
Silahkan lihat gambar diatas, transistor final menggunakan satu jenis transistor NPN 2SC3280. Transistor final bisa menggunakan tipe lain misal 2N3055, C5200, C2922, dll saja, tanpa perlu menggunakan transistor pasangannya. Konsep atau sistem quasi NPN diatas yang sering dipakai untuk rangkaian power amplifier. Cara kerja rangkaian adalah transistor Tip41 dan C3280 membentuk konfigurasi double emitter follower. Sedangkan transistor Tip42 dan C3280 bawah, sebagai Complementary Feedback Pair (CFP) atau Sziklai. Konsep dasar ini tentu saja masih ada cacat suara. Maka dari itu diperlukan komponen tambahan untuk mengurangi cacatnya.
UPDATE 13/01/2020
Ada komentar blog masuk menanyakan, apakah power dengan menggunakan sistem quasi diatas bisa diparalel? Jawab, bisa. Bagaimana cara paralel power quasi diatas? Sebagai jawaban dari komentar diatas, maka saya update untuk postingan ini dengan menambahkan gambar paralel tr final power quasi ini. Sebenarnya untuk cara paralel tr final pada power quasi, sama saja dengan paralel tr final pada umumnya. Cuma memang ada perbedaan tata letak komponen tr final, karena menggunakan tr final yang sejenis. Jadi koneksi kaki B C E nya berbeda pada power quasi dan pada power umumnya. Mungkin karena perbedaan koneksi inilah, beberapa rekan masih bingung dan belum tahu cara paralel pada power quasi itu bagaimana? Berikut dibawah ini adalah gambar paralel tr final pada power quasi.
Anda bisa lihat gambar diatas adalah paralel tr final pada power quasi. Sama saja dengan paralel tr final power pada umumnya. Diatas adalah contoh paralel menggunakan tr final tipe NPN yang sama semuanya. Untuk tr final, Anda bisa menggunakan seri yang lain, selain diatas. Asal pemasangannya benar, maka gak masalah. Karena tr final diparalel, maka pada setiap kaki basis tr final dipasang resistor 10 ohm. Agar arus yang masuk ke semua tr final bisa seimbang dan panas dari tr final bisa merata. Silahkan disimak dan diteliti gambar diatas, agar Anda tidak keliru cara paralel tr final pada power quasi diatas. Semoga bermanfaat.
Belum mas. Ini prosesnya masih panjang. Untuk sementara nanti saya buat skema dan modifnya dulu. Untuk next posting berikutnya.
ReplyDeleteMau Tanya Mas Brow,. Kalau Jenis Quasy Apa Kaki Tengah ( Colectornya Bisa Digabung ?.
DeleteBisa digabung mas untuk masing-masing VCC. Yang gak boleh digabung colectornya tr final VCC+ dan VCC-. Kalau colectornya sama-sama dijalur VCC+, maka boleh digabung colectornya. Begitupun sebaliknya. Jadi pendinginnya harus dipisah antara tr final VCC+ dan VCC- nya,
DeleteMau Nanya mas Bahar...
ReplyDeleteApmli yg menggunakan TR vs yg menggunakan IC suaranya bagusan yg mana ya ?
Pertanyaan ini perlu diperjelas dulu maksudnya.
DeleteApakah ampli yang menggunakan TR adalah ampli yang semuanya menggunakan TR full. Mulai dari penguat pertama hingga akhir?
Apakah ampli yang menggunakan IC adalah ampli yang menggunakan ic power amplifier, misal ic power TDA2050, STK, dll. Jadi komponen IC yang memang untuk power amplifier?
Atau apakah power yang menggunakan IC adalah power yang menggunakan IC opamp pada penguat pertama saja? Dan lainnya, tr driver dan final tetap pakai TR?
Anggap saja ada 3 pertanyaan seperti diatas ya. Mana hasil suara yang lebih bagus dari ketiga jenis power diatas?
Menurut saya dari ketiga jenis power diatas, suara bisa sama bagusnya. Tergantung dari si perakit powernya. Tapi kalau dari segi kualitas pabrikan, maka power yang khusus menggunakan ic power, misal TDA2050, STK, dll. Itu lebih akurat dan detail hasil suaranya, karena sudah di setting dari pabrikan, dan dikemas dalam satu chip IC.
Tapi bukan berarti kedua jenis power lainnya, gak bisa menyamai hasil suara ic power. Jawabnya, bisa saja.
Jadi kesimpulan menurut saya, ketiga jenis power diatas, bisa saja hasil suara menyamai atau sebanding dengan power lainnya. Jadi bisa sama-sama bagusnya. Nah sekarang tinggal pilihannya, tergantung selera masing-masing.
Met malam mas, apakah bisa tr finalnya di paralel, kalo bisa bagaimana skemanya?
ReplyDeleteBisa mas. Sama dengan power pada umumnya. Tinggal konek kaki basis dengan basis, kemudian kaki colector dengan colector. Kemudian kaki emitor konek dengan kaki emitor, tapi lewat R kapur dulu. Nanti akan saya update untuk gambarnya.
DeleteApakah itu berlaku pada ampli merek t*a mas? Ampli tertulis 25wat,dengan 2buah tr c5198 maksud saya mau saya bikin minimal 75/100wat, apakah ada yang harus di rubah?
ReplyDeleteSudah saya update untuk cara paralel tr final power quasi diatas. Untuk Amplifier T*A selain menambah tr final juga harus ada perubahan di trafo OT nya. Kalau hanya sekedar menambah tr final, maka bedanya tr final akan lebih dingin. Mungkin saja bisa menambah watt power, tapi kalau trafo OT nya tetap, kemungkinan outputnya juga akan tetap sama. Silahkan dicoba saja dulu dengan memparalel tr finalnya dan amati hasil suaranya. Apakah ada peningkatan performa dari power tersebut sebelum dan sesudah diparalel tr finalnya?
DeleteTerima kasih mas Bahar atas penjelasannya....
ReplyDeleteMau nanya lagi nih mas...
Mengenai catu daya Amplifier yg simetris dan yang tunggal...
Dari keduanya Itu ada pengaruh ke kualitas suara yang dihasilkan ngk mas ?
Terima kasih!
Kalau masalah perbedaan catu daya atau supply tegangan pada power amplifier, jelas akan mempengaruhi hasil suara. Untuk power dengan tegangan tunggal kebanyakan dipakai pada power class A. Power jenis ini hasil suaranya masih belum bisa bersih dibandingkan power class AB. Kalau power yang menggunakan tegangan simetris kebanyakan umumnya adalah power class AB. Meskipun ada juga power class lainnya yang menggunakan tegangan simteris, misal power class D dan lainnya. Hasil suara power dengan simetris jelas lebih bagus dan jernih. Dan biasanya kebanyakan power dengan tegangan simetris mempunyai daya watt yang besar pula.
DeleteSekali lagi Terima kasih mas Bahar atas pencerahannya...
DeleteKarena selama ini saya belum pernah mencoba yang simetris...
Saya baru belajar merakit Yg kecil kecilan saja mas...
Paling paling La4440 atau Tda 2030 2050 Itu pun dengan Supply tegangan tunggal...
Untuk power ic TDA2030 dan TDA2050 itu bisa menggunakan 2 versi tegangan. Yaitu rangkaian dengan menggunakan versi tegangan tunggal dan versi tegangan simetris. Untuk hasil daya wattnya, maka rangkaian power dengan tegangan simetris daya wattnya akan lebih besar, daripada versi rangkaian tegangan tunggal.
DeleteMakasih mas, atas penjelasannya, barangkali mas bahar punya skema trafo ot, mohon di share ya mas, makasih
ReplyDeleteKomponin tambahan utk mengurangi cacat suara kayak apa mas mohon dijlaskan
ReplyDeleteBisa pakai compressor, bisa memperbaiki cacat suara karena over dan menghilangkan feedback pada mic.
DeleteAlhamdulillah ternyata mas Bahar sudah pernah bahas PA Quasi. Sayanya yg kelewat nyimaknya. Saya mau tanya kalo PA quasi 60 watt bisa mas ditambah paralel transistor yg pake tip31 semua, spt sudah dijelaskan diatad. Tentu itu bisa nambah watt powernya ya mas..
ReplyDeleteColek juga sahabat Ade Tronic, yg sudah koment di atas. Sama, saya,juga belajar ampli, baru kelas ic la4440 lanjut ampli 60 w quasi ini. Dan malah pengen belajar rakit tda2050 sambil mohon bisa dibimbing mas Bahar..
Bisa mas. Coba saja he..he..
DeleteUntuk drivernya bagamana om bahar ,,apakah bisa pakai driver ocl,safari dsb dng final quasi
ReplyDeleteSemua driver tersebut diatas bisa mas.
DeleteOk om ,terimakasih 👍
DeleteSelamat sore Mas Bahar,
ReplyDeleteSaya ada ampli mobil dengan IC final TA8210AH,ic tersebut kan udh bride di dalamnya kemudian saya brigde di outputnya untuk drive subwoofer 2 coil yg masing2 impnya 4ohm.apakah aman mas cara saya ini?
Trimakasih Mas
Setahu saya, jika ic power TA8210AH outnya sudah bridge, seharusnya tidak bisa di bridge lagi di outputnya. Karena output bridge sudah tidak pakai ground, tapi sudah menggunakan out dari masing-masing power, bagaimana bisa di bridge lagi? Ini yang masih membuat saya bingung he..he..
DeleteMasalah speaker subwoofer 2 coil, sebenarnya fungsinya untuk mengatur impedansi, dengan cara diseri atau diparalel kedua spul tersebut. Bukan berarti kedua spul tersebut dipakai untuk dua output power. Cara ini jelas bahaya untuk speakernya, bisa terbakar spulnya. Jadi cara yang benar adalah dihubung seri atau paralel kedua spul tersebut, untuk mendapatkan impedansi yang diinginkan. Tapi hanya untuk satu sumber output power saja. Bukan dua sumber output power konek ke kedua spul.
Mas.klo tr final d716 di paralel dengan tip 3055 bisakah?.mohon pencerahannya.terima kasih
ReplyDeleteBisa, gak masalah. Tr D716 dan TIP3055 hampir sama wattnya.
DeleteNanya master, menurut master yg lebih optimal kinerjanya apakah skema jadul seperti quasi atau skema sekarang socl, yang AQ cari itu yang apabila d naikkan biasnya tidak pecah bulat terus basnya sampai rapat goyangan daun spekers, karena AQ pernah menyaksikan power rakitan cuma pakai speaker murah tapi swarane tidak pecah sampai daun spekesp goyang rapat sampai kedalam dan AQ terinspirasi dari situ tapi sampai sekarang blm ketemu juga caranya
ReplyDeleteBanyak topologi sistem power amplifier, mulai power class AB, class D, class TD dan macam-macam lainnnya. Untuk socl masuk ke class AB. Disitu banyak macam sistem juga dalam hal pengolahan Bias, mulai dari bias servo dan lainnya.
DeleteSebenarnya semua power itu bisa maksimal hasilnya, jika perhitungan daya power supply seimbang dengan daya powernya. Jika power supply tidak mampu dibebani power dengan daya besar, sebesar apapun powernya, juga hasilnya akan tidak bagus. Jadi jangan salah dengan memperbesar daya power, tapi power supply nya malah gak kuat he...he.. yang bagus adalah imbang. Antara daya power supply dan daya power amplifier. Karena daya power suppply juga akan menentukan juga daya watt powernya.
Hubungannya dengan bias, semakin bias dinaikkan, maka beban power akan semakin besar. Nah disini jika daya power supply tidak mencukupi, maka akan terjadi drop, hasilnya suara akan clip atau pecah. Bisa dilihat pakai oscilloscope. Jadi penyebab pecah atau tidak suara, bukan dari semakin tinggi biasnya, tapi seberapa imbang daya power supply dan daya powernya.
Ada efek sampinganna ga Bosa kedepannya sistem ini
ReplyDeleteGak ada mas. Saya pakai sistem ini aman-aman sama. Gak ada masalah.
Deletebuat sound system model quasi apakah mantap bang
ReplyDeleteMantap mas. Buat ngakali tr final yang gak ada pasangannya, bisa kita buat power lagi he..he.. lumayan buat cadangan power.
DeleteMas mau nanya kl pwr sestim quwasi finalnya makai bekas tr regulator dr monitor/bekas tv bisa maxsimal gak suaranya
ReplyDeleteSaya belum coba mas kalau tr final bekas tr regulator tv. Kalau bunyi sih mungkin bisa bunyi, tapi belum tahu berapa wattnya.
Deletemas apa bisa tr finalnya menggunakan tr pasangannya
ReplyDeletemisal itu tr finalnya pake tip41
Bisa, tinggal rubah jalur koneksi kakinya
DeleteContoh koneksi bisa dilihat di power ocl 150w. Sebenarnya dalam koneksi tr final biasa, bukan quasi, maka harusnya lebih mudah. Karena itu sistem aslinya seperti itu. Tr finalnya berpasangan. Karena jika tr final yang dipakai cuma satu jenis saja, maka disebut sistem quasi, seperti gambar diposting ini
DeleteMcrdv3 gimn merubah jadi quasy
ReplyDeleteBisa, tinggal merubah koneksi tr finalnya seperti gambar diatas. Semua power sebenarnya bisa dibuat quasi, tapi ingat harus diperhatikan perubahan atau dampak pada power harus disesuaikan, misal setting DCO dan bias kembali. Karena bisa jadi tr final setelah dibuat sustem quasi panasnya jadi tidak imbang
Deletedco dan bias apakah imbang mas nantinya
ReplyDeleteImbang
DeleteSelamat mlm mas. Ijin bertanya. Apakah kualitas suara dr segi noise THD, sistem quasi jika dibandingkan dgn sistem transistor final complement(PNP-NPN) hasilnya bisa sama?
ReplyDelete